Friday 26 December 2014

Stand by Me Doraemon [not a movie review]

Postingan kali ini sekilas after action review gue soal film Stand by me Doraemon yg lagi heitss dikalangan anak-anak di ibukota. Terus terang nonton film ini membawa gue ke minggu jam 8 pagi 20 tahun yg lalu, dimana pada jam itu Doraemon diputer di salah satu stasiun tv swasta. Dan yang paling gue inget adalah dulu film ini banyak banget iklannya, lebih lama iklannya daripada filmnya hihihi.
Sebenernya beberapa bulan lalu gue udh semangat banget mau nonton Doraemon ini, karna di panas-panasin ama kaka gue yg udh duluan nonton film ini (di Jepang rilis sekitar bulan Juli), dann thanks to para spoiler brat di sekitaran gue yg ga cukup cuma nonton doang tapi pake bahas from A-Z dari film ini. Ga cuma ngomongin bahwa ini closing dari serial Doraemon tapi juga every single scenes yang akhirnya bikin gue ilfil  buat nonton. Gedeg ga lo?
Tapi karna dalam masa kampanye memperkenalkan film buat neng butet maka gue pun ngalah dan mau nonton film kucing ini. Dan engga mau ribet dengan kriteria bioskop gue pilih nonton di Blitz teraskota. Dan untungnya neng butet sangat semangat nontonnya, dan ga crangky.
Ceritanya tentang Sewashi yg datang dr masa depan utk merubah nasib sang kakek buyut (yaitu Nobita) agar di masa depan hidupnya lebih baik. Nobita as we all know adalah big looser, manja dan lemot. Di masa depan ternyata nasib Nobita ga berubah yg akhirnya membuat sang cucu memutuskan membawa kucing robot a.k.a doraemon utk membantu si kakek buyut memperbaiki hidupnya. Dan si kucing ini walaupun awalnya keberatan tetapi akhirnya menjadi teman baik Nobita. Dan di akhir film ini sedikit terjawab apakah akhirnya Doraemon ini mokat atau hidup bersama Nobita sampai nanti.
 Yang gue suka dari film ini adalah visualisasi dari scene-scene iconic  Doraemon tanpa meninggalkan kesan aneh ato kata orang jawa bilang "wagu", misalnya tentang hobi mandinya Shizuka, Giant yg takut sama ibunya, dan munculnya tokoh sempurna Dekisugi.  Salah satu adegan lucu yg paling banyak di inget orang adalah ketika Nobita mati-matian belajar buat ujian Matematika tapi ternyata doi ujian bahasa Jepang. Itu mah ngakaknya setengah mati, tapi adegan yg bikin air mata menitik jg ga dikit. Terutama waktu akhirnya Doraemon harus pulang ke masa depan, dan adegan ini sukses bikin gue nangis.
Menurut gue nih ini sebenernya bukan buat anak-anak jaman sekarang yg udh kenal upin ipin atau Disney channel, walaupun ceritanya buat anak-anak. Karena ikatan emosi antara film dan penonton dewasanya lebih kuat daripada yg anak-anak. Mungkin karna yg dewasa sudah "memiliki" tokoh-tokoh Doraemon ini dari 20 tahun yg lalu dalam berbagai versi mulai dari komik, sampai mereka dewasa dan punya anak film ini tetap menemani hari Minggu pagi mereka. 
 
Satu pertanyaan adalah waktu Nobita kecil ketemu Nobita versi dewasa, dan Nobita versi dewasa berpesan agar Nobita kecil menikmati waktu yg dihabiskan bersama Doraemon as if si Dora kagak akan bareng Nobita lagi di waktu dewasa. Tapi di adegan terakhir Nobita dan Doraemon kembali bersama. Jadi apakah ketika dewasa Doraemon meninggal atau tetap bareng Nobita ya???
.
.
.
.
.
.
I do sound like a spoiler brat don't I?